Invasi Israel dengan hantaman bom wilayah Gaza menyebabkan hancurnya berbagai fasilitas umum di Gaza termasuk sumber air dan sumur warga. UNRWA menyebutkan, sebanyak 67% fasilitas air, sanitasi dan infrastruktur telah hancur atau rusak di Jalur Gaza sejak genosida yang menyerang pada 7 Oktober 2023.
Hal ini diperburuk dengan keadaan warga Gaza yang harus tinggal di kamp-kamp pengungsian. Air bersih bagaikan barang mewah, karena sistem pengairan sudah sangat tercemar.
Warga Gaza Terpaksa Minum Air yang Tercemar Sampah
Tinggal berdesakan di pengungsian yang padat menyebabkan timbulnya berbagai kesulitan termasuk untuk mendapatkan air bersih. Seorang anak mengisi botol dari tetesan air untuk dapat minum. Ada video yang memperlihatkan seorang anak laki-laki, yang membutuhkan waktu dua jam untuk mengisi air sedikit demi sedikit ke dalam galon, supaya bisa memenuhi kebutuhan air keluarganya. Ada anak yang harus mencuci baju sampai ke laut, karena ketiadaan air.
Masyarakat pun ada yang terpaksa harus mengkonsumsi air kotor yang sudah tercemar dengan serangga, pasir, bahkan sampah, untuk bertahan hidup.
Masyarakat Gaza Berusaha Membangun Kembali Infrastruktur
Bangsa Palestina bukan bangsa yang kenal menyerah. Begitu mereka diserang, mereka selalu berusaha untuk bangkit. Berbagai upaya untuk mendapatkan air bersih sudah dilakukan, mulai meminta bantuan, sampai membangun sumur-sumur dadakan.
Menurut laporan dari Middle East Monitor pada 15 Juli 2024, Otoritas Air Palestina juga telah memperbaiki jalur pasokan air utama ke Gaza utara. Jalur pipa tersebut dihancurkan oleh tentara pendudukan Israel untuk kedua kalinya pada bulan Juni lalu. Namun, Israel terus menyerang fasilitas di Gaza. Dengan minimnya peralatan akibat serangan Israel yang terus menerus, kualitas air di Gaza masih sangat memprihatinkan.
Kondisi Kesehatan Warga Gaza Semakin Terancam
Ancaman yang didapat oleh warga Gaza berasal dari berbagai arah. Tak hanya ancaman kematian akibat peluru dan bom, masalah kesehatan pun menghadang karena mengonsumsi air yang kotor.
Banyak Masyarakat yang mengalami sakit akibat tidak adanya air bersih. Penyakit menular seperti penyakit kulit dan polio mengancam kehidupan warga Gaza karena sulitnya air bersih dan juga suhu di sana yang sangat panas. Para dokter bergulat dengan lebih dari 103.000 kasus kutu dan kudis juga 65.000 kasus ruam di kulit yang menyerang warga Palestina akibat ulah penjajah bengis Israel ini, menurut data dari WHO.
Menurut Nassim Basala, seorang dokter kulit di Rumah Sakit Nasser, rumah sakit menerima 300 hingga 500 orang per hari yang datang dengan penyakit kulit. Kudis dan kutu berada pada tingkat epidemi, katanya, tetapi infeksi jamur, bakteri dan virus serta parasit lainnya juga merajalela. Dengan membanjirnya pasien, bahkan kasus-kasus sederhana pun bisa menjadi berbahaya.
Impetigo adalah contohnya. Impetigo adalah infeksi bakteri sederhana yang dapat diobati dengan krim. Namun terkadang pada saat pasien datang ke dokter, bakteri telah menyebar dan mempengaruhi ginjal, katanya. Kami telah memiliki kasus gagal ginjal sebagai akibatnya. Ruam yang tergores akan terinfeksi oleh kotoran yang menyebar.
Kita Juga Harus Ikut Bergerak, Bantu Warga Gaza
Kita tidak bisa diam saja mengetahui fakta ini. Mari berikan peran kita untuk membantu warga Gaza hidup lebih layak, dengan berdonasi untuk program Bantuan Air Bersih kepada warga Gaza.