Kemenangan Besar – Raih Rolling Stone UK Award 2024, gitaris band post-punk Irlandia, Fontaines DC. menyuarakan dukungannya pada Palestina. Tak tanggung-tanggung, Carlos O’Connel menyerukannya pada saat menutup speech-nya. Tak hanya dukungan, ia juga mengutuk Netanyahu dan Zionisme dengan lantangnya. Di balik ancaman yang mungkin dia tuai, dukungan semacam ini, menjadi gelombang energi pada para pendukung Palestina.
“Free Palestine.. Free Palestine.. Free Palestine.. F*ck Netanyahu.. F*ck Zionism.. Free Palestine..” ungkap Carlos O’Connel dalam pidato kemenangannya di Camden Roundhouse, London, Inggris pada Kamis, 28 November 2024 lalu.
Band beranggotakan lima orang personel tersebut berhasil memenangkan kategori Album Award berkat Album “Romance”-nya. Album tersebut merupakan album studio keempat Fountaines DC yang mereka rilis pada 17 April 2024 lalu. Rolling Stone UK Awards sendiri merupakan acara penghargaan bagi para musisi, pembuat film, dan acara televisi terbaik di Inggris yang diselenggarakan oleh majalah Rolling Stone sejak 2023.
Masalahnya, di balik dukungannya pada Palestina, para selebritis atau influencer ini tak lepas dari ancaman yang mengincar reputasi mereka atau ladang pendapatannya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara reputasi, mereka mungkin saja mendapatkan kritikan dari basis penggemarnya yang tidak setuju dengannya, yang pada akhirnya berdampak pula pada pendapatannya. Salah satunya, sebagaimana dikutip oleh Newsweek, aktris kenamaan Hollywood, Susan Sarandon. Agensinya mengeluarkannya lantaran dukungannya pada Palestina.
Sementara, mantan bintang film dewasa, Mia Khalifa harus menghadapi pemutusan kontrak pada program siniar media Playboy. Sebelumnya, Mia sempat menyebut Hamas sebagai “pejuang kebebasan” di media sosialnya. “Bisakah seseorang memberitahu para pejuang kemerdekaan di Palestina untuk membalik ponsel mereka dan merekam video secara horizontal,” tulis selebritis berusia 30 tahun itu beberapa saat peperangan gelobang kali ini dimulai dalam akun X-nya, jejaring sosial yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
Tentu saja, pengalaman sejenis juga dialami oleh model kenamaan Bella Hadid. Sebagaimana dikutip media Glamour, Ia mengaku, upayanya membela perjuangan Palestina membatasi peluang karirnya. Bahkan, ia juga mengatakan, dirinya dijauhi oleh rekan sesama selebritis. Bahkan, tak lama setelah ia memposting demonstrasi mendukung Palestina, ia mengalami tekanan kuat dari pihak resmi Israel, dengan mengatai upayanya membela Palestina sebagai perilaku “Antisemitisme”.
Sedangkan di Indonesia, kita memiliki Syifa Hadju yang menyuarakan dukungannya pada Palestina dengan terang-terangan. Bahkan, ia ikut turun ke jalan, melakukan aksi kemudian fotonya ia bagikan di akun media sosialnya. Aibatnya, ia kehilangan beberapa sponsornya, sebagaimana dikutip oleh detik hot. “Sebenarnya ada impact-nya sih. Kayak kemarin ada brand yang nggak jadi kerja sama atau ada beberapa brand yang aku tahu pro ke sana (Israel), akhirnya aku menolak tawarannya. Aku ngerasa daripada nggak berkah, nggak sih? Ya, udah ini memang jalan dari Allah, kalau akhirnya memang bukan rezeki buat aku berarti memang bukan hal yang baik untuk aku.”
Pengaruh Dukungan Para Influencer
Faktanya, dukungan yang disuarakan para pemengaruh atau selebritis efektif membentuk opini publik tentang Palestina. Dalam hal ini, menurut Kepala Komunikasi dan Kemajuan Pengetahuan, Institut Kualitas dan Kemajuan Pengetahuan, Universiti Teknologi Mara, Shah Alam Malaysia, Dr. Wan Hartini Wan Zainodin, dukungan para selebriti dan pemengaruh ini menjadikan narasi yang lebih seimbang tentang “Israel-Palestina”. Pasalnya, media arus utama cenderung “menyembunyikan” fakta sebenarnya. Pada akhirnya, publik dapat membedakan antara kebenaran dan ketidakadilan dengan lebih efektif.
Lebih jauh, suara dari para influencer ini menimbulkan gelombang solidaritas global dan memacu publik untuk turut berpartisipasi, baik di media sosial, turun ke jalan-jalan, menandatangani petisi, atau memberikan kontribusi berupa materi untuk bantuan kemanusiaan. Apalagi, jika para selebriti ini mendukung bukan hanya pada saat ada momennya, namun turut memberikan edukasi seperti Bella Hadid yang memang konsisten menyuarakan “fakta” yang sebenarnya soal apa yang terjadi di Palestina.
Ketika solidaritas kepedulian pada Palestina ini kian membesar, tekanan pada pihak berwenang, seperti pengadilan internasional.
Selanjutnya, gerakan di media sosial memicu gerakan di media sosial yang lebih intensif. Mengutip Al-Jazeera, di media sosial, beredar gerakan “Blockout 2024” yang merupakan gerakan, di mana para pengguna media sosial melakukan boikot digital pada para selebriti terkenal, mulai dari aktor Hollywood hingga pemengaruh media sosial karena diamnya mereka pada fenomena Israel-Palestina. Di media sosial, dimunculkanlah nama-nama selebritis dan pemengaruh untuk diblokir atau ditinggalkan (di-unfollow). Dengan begitu, harapannya, dapat mengurangi penghasilan para selebritis dan pemengaruh yang biasanya mereka dapatkan dari media sosial.
Keefektifan gerakan tersebut, kemudian di-aminkan oleh Profesor Asosiasi Universitas Northerwestern di Qatar, Eddy Borges-Rey. Ia mengatakan, sebagai aksi protes, pemblokiran efektif karena para selebriti dan pemengaruh sangat bergantung padd visibilitas dan keterlibatan tinggi di media sosial.
“Selebriti media sosial sangat bergantung pada visibilitas dan keterlibatan yang tinggi untuk menarik dan mempertahankan kesepakatan iklan,” katanya, menambahkan bahwa ketika seseorang berhenti mengikuti seorang selebriti, mereka hanya berhenti melihat postingan selebriti di umpan mereka. Konten masih dapat secara tidak langsung muncul melalui halaman pencarian mereka atau umpan berbasis algoritma seperti halaman Jelajahi Instagram atau halaman “Untuk Anda” di TikTok dan X.
Itu karena, non-pengikut tetap dapat melihat konten selebriti jika mereka belum memblokir selebriti, ini tidak secara signifikan merusak jangkauan selebriti. “Namun”, Borges-rey menerangkan, “jika seseorang memblokir selebriti, mereka benar-benar memotong semua interaksi dengan konten mereka.”
Jika kita masih berpikir, upaya-upaya kita tidak membuahkan hasil, nyatanya tidak. Para selebritis mempertaruhkan reputasi yang selama ini mereka bangun demi tegaknya kebenaran di tengah kesimpangsiuran berita soal saudara kita di Palestina. Sementara, media mainstream cenderung menyembunyikan kebenaran dengan framing-nya. Mungkin kita belum tentu bisa berjuang atau membantu langsung saudara kita di Palestina, namun Alhamdullillah, kini Allah Swt. memberikan kita sarana untuk turut mencicipi peluang pahala juang lewat media sosial, layaknya para selebriti.