Kemenangan Besar – Ketika riuh suara bombardir tak henti-hentinya memenuhi langit Palestina kita masih saja tak berdaya, kecuali hanya sebagian kecil upaya. Di tanah Gaza yang porak poranda, di lorong-lorong reruntuhan tempat anak-anak kehilangan orang tua mereka, dan di balik dinding rumah sakit yang penuh luka, suara takbir masih menggema. Dunia mungkin menutup telinga, namun Allah tidak pernah lengah. Keadilan-Nya tidak tidur, dan pertolongan-Nya tidak pernah tertunda.
Dalam Qur’an, surat Al-Hajj ayat 40, Allah Swt. berfirman,
وَلَيَنصُرَنَّ اللَّهُ مَن يَنصُرُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ
Dan sungguh, Allah akan menolong siapa saja yang menolong-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.
Ayat ini bukan sekadar harapan kosong. Ia adalah pengingat bahwa setiap langkah kita untuk membela kebenaran akan dicatat dan dijawab dengan pertolongan. Namun bila kita diam, pertolongan Allah tetap akan datang—dengan atau tanpa kita. Bila itu terjadi, maka rugilah kita karena telah melewatkan kesempatan menjadi bagian dari tentara-Nya.
Baru-baru ini, dua peristiwa besar mengguncang wilayah Israel. Sebagaimana dilaporkan oleh i24news, seorang penyelam militer bernama Barak Tzach dilaporkan tewas dalam serangan hiu di Laut Merah. Kemudian, sebagaimana dilaporkan CNN, api melahap lahan-lahan dekat Yerusalem, menyebabkan evakuasi massal dan kerusakan besar.
Apakah ini kebetulan? Sebagai orang beriman, tentu kita yakin tidak ada kebetulan, kecuali semua atas kehendak Allah Swt. Bisa jadi, hiu dan api itu merupakan bagian dari “tentara Allah” yang dikirim dari langit dan laut, saat bumi sudah terlalu sempit bagi keadilan. Dalam Qur’an Al-Muddatsir ayat 31, Allah Swt. berfirman,
وَمَا يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَ
Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri.
Tentara Allah Swt. tidak selalu berupa manusia. Bisa berupa badai, air, angin, api, bahkan binatang. Bukankah dalam peristiwa penyerangan Ka’bah oleh Abrahah yang congkak, Allah Swt. mengirim burung ababil untuk menghancurkan pasukan gajah? Dalam Qur’an surat Al-Fil ayat 1–5, Allah Swt. berfirman
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ . أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ . وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ . تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِّن سِجِّيلٍ . فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُولٍ
Apakah kita mengira tentara-tentara itu hanya milik masa lalu? Tidak. Allah kekal, dan tentara-Nya pun abadi.
Jangan Sampai Kita Tertinggal dari Pahala Jihad Ini

Para ulama menegaskan bahwa jihad tidak selalu berarti angkat senjata. Dalam konteks kita hari ini, membela Palestina bisa berupa menyumbang, menyebar informasi benar, menolak narasi zionis, dan berdoa dengan hati yang terbakar. Ini semua bagian dari jihad, dan Allah telah menjanjikan keberkahan di dalamnya.
مَنْ جَهَّزَ غَازِيًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَقَدْ غَزَا، وَمَنْ خَلَفَ غَازِيًا فِي أَهْلِهِ بِخَيْرٍ فَقَدْ غَزَا
Barangsiapa yang mempersiapkan keperluan orang yang berperang di jalan Allah, maka sungguh dia telah ikut berperang. Dan barangsiapa yang menjaga keluarga orang yang berperang dengan baik, maka sungguh dia telah ikut berperang.” (HR. Bukhari, no. 2843 dan Muslim, no. 1895)
Jangan sampai kita termasuk orang-orang yang menyia-nyiakan waktu emas ini. Jika pertolongan datang tanpa kita ada di dalamnya, kita akan rugi dua kali: rugi di dunia karena diamnya kita tak mengubah apa pun, dan rugi di akhirat karena kehilangan pahala jihad yang besar.
Beberapa waktu lalu, kita dapat menyaksikan keberanian anak-anak Gaza, meski harus berhadapan dengan tentara yang katanya terbaik di dunia, mereka tak gentar. Mereka tidak takut pada tank atau jet tempur. Mereka percaya bahwa kemuliaan tidak datang dari fasilitas, tapi dari keberpihakan pada yang benar.
Jangan sampai, karena kita hidup jauh dari Palestina merasa aman. Diamnya kita bisa menjadi kerugian yang besar, sedangkan dalam jihad, ada kemuliaan yang Allah Swt. janjikan. Dalam Qur’an, surat Muhammad ayat 7, Allah Swt. berfirman,
إِن تَنصُرُوا اللَّهَ يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
Jika kalian menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolong kalian dan meneguhkan kedudukan kalian.
Lalu, bagaimana kita menolong agama Allah? Dengan membela orang-orang yang dijajah, dengan menyuarakan keadilan untuk Palestina, dan dengan tidak pernah menganggap enteng kekuatan doa dan aksi kita.
Sungguh, ketika hati merasa sesak melihat kezaliman di tanah para Nabi, kemudian jemppol tanpa lelah membela Al-Aqsha, Malaikat Raqib takkan luput mencatatnya. Ketika tangan ini membuka dompet untuk menyumbang, Hamba-hamba-Nya akan bersaksi. Semua upaya kita membantu saudara kita akan menjadi cahaya di yaumil hisab nanti.
Jika saat ini kita merasa tak punya apa-apa untuk diberi, setidaknya kita masih bisa membela kebenaran dengan suara, dengan tulisan, dengan keberpihakan. Jangan tunggu kaya untuk peduli, karena keberpihakan itu tak butuh harta, tapi butuh iman. Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ رَأَى مِنْكُم مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَٰلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ
“Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lisannya. Jika tidak mampu juga, maka dengan hatinya. Dan itu adalah selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim, no. 49)
Hari ini, Palestina menjerit, Al-Aqsha diludahi, anak-anak dibantai, seandainya seluruh dunia pun bungkam, ketahuilah Allah Swt. Mahe Menepati Janji-Nya.
Jangan sampai ketika kemenangan datang—dan ia pasti akan datang—kita justru menjadi penonton, bukan bagian dari catatan para pejuang. Biarkan setiap kata, rupiah, doa, dan air mata kita menjadi senjata yang ikut memenangkan Palestina. Dalam Qur’an, surat Al-Baqarah ayat 137, Allah Swt. berfirman
فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللَّهُ ۚ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Maka cukuplah Allah yang akan membalas mereka untukmu. Dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui
Mari bergerak, sebelum bumi menjadi saksi diam kita.