Menimba Hikmah Kemenangan dari Perang Khandak

Kemenangan Besar – Sudah setahun lebih sejak “thufanul aqsha” dilancarkan oleh para pejuang kemerdekaan Palestina, namun korban-korban di pihak pejuang malah terus bertambah. Melihat korban pembantaian Israel ke Palestina, bahkan kini meluas ke wilayah Libanon, tentu membuat dada kita sesak. Apalagi, dalam rentang beberapa pekan saja, dua pemimpin besar pejuang, Ismail Haniyah dan Yahya Sinwar,  gugur sebagai syuhada. Kemudian muncul keraguan demi keraguan, “mungkinkah kita menang dari Zionis Israel?”. 

Perjuangan yang massif, baik secara langsung maupun tidak langsung saat ini, nampaknya belum cukup “meruntuhkan” Zionis Israel. Kita sudah melakukan boikot produk-produk pro zionis. Pun, gelombang demonstrasi, terus dilancarkan di berbagai tempat di belahan dunia. Padahal, pemimpinnya, Natanyahu sudah ditetapkan sebagai buronan oleh Mahkamah Internasional. Namun, sampai kini, tidak ada pihak yang mampu mengeksekusi penangkapannya. Malah, serangan Zionis terlihat kian brutal, dengan terang-terangan, membantai pengungsi dengan tawa yang menjijikan. 

Jika kita telaah sejarah islam, salah satu peperangan dengan durasi terlama pasukan Rasulullah Saw. adalah perang Khandaq. Sebagai perbandingan, Badar dan Uhud, berlangsung hanya satu hari. Sedang, perang Khandaq berlangsung kurang lebih 30  hari. 

Dengan hasutan Yahudi Bani Nadhir yang terusir, mereka berhasil mengumpulkan koalisi besar. Musuh yang terdiri dari beragam kabilah di Jazirah Arab dan Yahudi bergabung dalam satu pasukan besar hingga terkumpul sekitar 10.000 personil. Sementara, pasukan Muslimin terdiri atas sekitar 3.000-an personil. 

Menghadapi serangan yang massif, Rasulullah Saw. menyusun strategi dengan menggali parit, berkat usulan dari Salman Alfarisi. Saat itu musim dingin, yang rata-rata bisa mencapai 4 derajat celcius. Ditambah, karena saat itu para sahabat mengandalkan pendapatan harian, mereka tidak bisa mengumpulkan makanan saking ketatnya kegiatan menggali parit, lantaran waktu yang terlalu dekat dengan hari pertempuran. Akibatnya, sudah dingin, mereka kelaparan pula. 

Maket ilustrasi penggalian Khandak. Sumber: akurat.co

Hingga waktu pertemuan tiba. Sesuai harapan, pasukan koalisi musyrikin dan Yahudi kaget menghadapi strategi kaum Muslimin. Meksi begitu, mereka bertekad untuk menghancurkan Muslimin. Dengan perbekalannya, mereka berkemah sembari mencari celah untuk melompat ke wilayah kaum Muslimin. Ada yang mencoba menendangkan kaki kuda mereka ke tanah di tepi parit. Ada yang mencoba melompat. Hanya upaya-upaya tersebut sia-sia karena langsung diserang oleh pemanah pasukan Muslimin. Hingga di hari ke sekian, pasukan koalisi musuh melancarkan serangan besar-besaran. Sebagian pasukan memanahi pasukan Muslimin, sebagian lagi mencoba lompat.

Pada saat itulah kedua pasukan, sama-sama mencapai puncak kelelahannya. Saking tersibukkan menahan panahan musuh, pasukan Muslimin sampai-sampai tidak bisa melaksanakan shalat Ashar, kecuali menjelang Maghrib, termasuk Rasulullah Saw. 

Dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu di mana disebutkan,

إِنَّ المُشْرِكِيْنَ شَغَلُوا رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَرْبَعِ صَلَواتٍ يَوْمَ الخَنْدَقِ حَتَّى ذَهَبَ مِنَ اللَّيْلِ مَا شَاءَ اللهُ فَأَمَرَ بِلَالًا فَأَذَنَ ثُمَّ أَقَامَ فَصَلَّى الظُّهْرَ ثُمَّ أَقَامَ فَصَلَّى العَصْرَ ثُمَّ أَقَامَ فَصَلَّى المَغْرِبَ ثُمَّ أَقَامَ فَصَلَّى العِشَاءَ

Sesungguhnya orang-orang musyrik telah menyibukkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari empat shalat pada perang Khandaq hingga lewat sebagian malam sesuai kehendak Allah. Ketika itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan Bilal untuk mengumandangkan azan, lalu iqamah kemudian shalat Zhuhur dilaksanakan, lalu iqamah kemudian shalat Ashar dilaksanakan, lalu iqamah kemudian shalat Maghrib dilaksanakan, lalu iqamah kemudian shalat Isya dilaksanakan.” (HR. Tirmidzi, no. 178).

Setelah berpuluh hari tidak ada kontak fisik, qadarullah, di momen itu pula, salah satu anggota pasukan koalisi musuh dapat melompat ke wilayah pertahanan pasukan Muslimin. Hanya, dengan izin Allah Swt., Ali bin Abi Thalib Ra. berhasil memenangkan duel dengan jawara musuh. Berkat itu, mental kaum Muslimin terkuatkan, sementara pasukan musuh melemah. 

Meski begitu, pada dasarnya, kedua pasukan sudah sama-sama lelah, baik lahir maupun batin. Perbekalan pasukan musuh sudah mulai habis, sementara pasukan Muslimin, hanya bisa memakan kurma demi bertahan hidup. Hal ini pula yang dilakukan oleh pasukan pejuang Palestina di terowongan, mereka saling berbagi beberapa butir kurma, bahkan dengan tawanan. 

Di saat itulah, muncul kabar kemenangan dari Allah Swt. dengan cara yang tidak disangka-sangka. Yang pertama masuk Islamnya Nu’aim bin Mas’ud, yang merupakan orang kedua pemimpin pasukan koalisi musuh. Karena keislamannya tidak diketahui anggota pasukan lain, ia kemudian mengadu domba antara pasukan Musyrikin dan Yahudi Bani Quraizhah. Kondisi tersebut membuat tidak nyaman pasukan koalisi musuh. Yang kedua, di malam hari, tiba-tiba, ada serangan angin besar yang memporak-porandakan kemah musuh; memadamkan api dan menerbangkan perlengkapan masak. 

Ilustrasi badai di Gurun Pasir. Sumber: pixabay.com

“Rekaman” situasi tersebut, kemudian Allah Swt. kabarkan kembali pada kita semua dalam Qur’an, surat Al-Ahzab ayat 9-10,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اذْكُرُوْا نِعْمَةَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ جَاۤءَتْكُمْ جُنُوْدٌ فَاَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيْحًا وَّجُنُوْدًا لَّمْ تَرَوْهَا ۗوَكَانَ اللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرًاۚ 

Hai, orang-orang beriman! Ingatlah akan nikmat Allah yang telah dikaruniakan kepadamu ketika bala tentara datang kepadamu, lalu Kami kirimkan angin topan dan bala tentara yang tidak dapat terlihat olehmu kepada mereka. Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

اِذْ جَاۤءُوْكُمْ مِّنْ فَوْقِكُمْ وَمِنْ اَسْفَلَ مِنْكُمْ وَاِذْ زَاغَتِ الْاَبْصَارُ وَبَلَغَتِ الْقُلُوْبُ الْحَنَاجِرَ وَتَظُنُّوْنَ بِاللّٰهِ الظُّنُوْنَا۠ ۗ

Yaitu, ketika mereka datang kepadamu dari segala penjuru, ketika penglihatanmu terpana, dadamu sesak mencekik tenggorokan, dan kamu berprasangka yang bukan-bukan terhadap Allah.

Setelah peperangan Khandak berakhir, tak ada lagi penyerangan musuh, yang ada penyerbuan justru dilakukan kaum muslimin. Dari Salman bin Shard, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ketika pasukan Ahzab dikalahkan, “Mulai saat ini, kitalah yang akan melakukan penyerbuan dan mereka tidak akan pernah menyerbut kita lagi.” (HR. Bukhari). 

Sejarah mencatat, tak ada peperangan lagi antara Muslimin dan Quraisy Mekah, kecuali Fathu Mekkah yang berlangsung damai. 

Maka, jika kita mulai merasa jenuh karena lamanya peperangan yang berlangsung di Palestina, yakinlah kemenangan Palestina atas Israel kian dekat. Kita melihat, demo besar-besaran di Israel, belum lagi kasus korupsi Netanyahu di negaranya sendiri, belum lagi ada isu keretakan hubungan Zionis Israel dengan Amerika. Meski pemimpin perjuangan mati, namun bukankah itu kemenangan bagi pejuang karena mati sebagai syuhada? 

Wallahu a’lam bis shawwab